TAK SEINDAH KALIAN TAPI AKU BAHAGIA
Aku
lahir di Bandung tanggal 12 Agustus 1997. Aku diberi nama oleh Orang tuaku,
paman serta neneku. Menurut cerita neneku, aku awalnya diberi nama Ayu Dewi
Lestari konon kata orang tua dulu (nenek moyang) bilang bahwa nama itu tidak
cocok dengan aku. Setelah dihitung dan dicocokan munculah nama aku yang sampe sekarang masih dipakai, yaitu Yayu
Lestari.
Aku akan memulai cerita ini dari sisi ayahku dulu, karena memang dialah segala sebab cerita ini terjadi.
Ayahku bekerja di perusahan swasta yang bergerak dibidang transportasi dan hiburan. Pekerjaan tersebut memaksa untuk ayahku meninggalkan kami dirumah. Ia pulang sekitar 2 tahun sekali, waktu istirahatnya saja hanya sekitar 3 bulan. Inilah salah satu sebab aku baru mengetahui kedua orang tuaku saat aku duduk di bangku SMP, namun dengan seiringnya waktu aku mulai menerimanya. Saat ia liburan kami pergunakan untuk berbincang dan berkumpul bersama. Tetap saja dengan perkembangan teknologi yang pesat, komunikasi aku dan ayahku berjalan kurang baik. Karena gangguan sinyal ataupun karena ayahku sedang berada di laut. Itu sangat menghabat proses komunikasi kami.
Ayahku bekerja di perusahan swasta yang bergerak dibidang transportasi dan hiburan. Pekerjaan tersebut memaksa untuk ayahku meninggalkan kami dirumah. Ia pulang sekitar 2 tahun sekali, waktu istirahatnya saja hanya sekitar 3 bulan. Inilah salah satu sebab aku baru mengetahui kedua orang tuaku saat aku duduk di bangku SMP, namun dengan seiringnya waktu aku mulai menerimanya. Saat ia liburan kami pergunakan untuk berbincang dan berkumpul bersama. Tetap saja dengan perkembangan teknologi yang pesat, komunikasi aku dan ayahku berjalan kurang baik. Karena gangguan sinyal ataupun karena ayahku sedang berada di laut. Itu sangat menghabat proses komunikasi kami.
Aku
memiliki 1 saudara, berumur 4 tahun. Selisih umur kami sekitar 15 tahun. Ia
seorang laki-laki dan diberi nama Bima Santosa. Karena umur kami yang jauh
berbeda kami tidak bertengkar ataupun hal lainnya. Hal yang kami lalui banyak
kami habiskan untuk mengajarinya belajar membaca, berhitung, dan memperkenalkan
warna-warna. Tak jarang pula aku mengajaknya untuk bermain ke taman ataupun
mall. Karena memang aku lebih sering mengabiskan waktu dirumah bersamanya untuk
bermain.
Awalnya
aku kurang setuju ibuku saat itu hamil lagi karena dengan banyak ketakutan di
dalam pikiranku, pada waktu ibu hamil aku duduk di bangku SMP kelas 2. Namun
ketika ibuku melahirkan aku langsung datang ke RS di deket rumahku yaitu RS.
Hermina. Disana yang menjaga ibuku hanya tante, dan sepupuku saja karena memang
ayahku masih bekerja. Aku mulai melihatnya dan menganggap bahwa aku salah besar
bila aku membencinya, karena mungkin dia memang
takdir Tuhan untuk keluargaku. Saat itulah aku mulai sangat
menyayanginya melebihi apapun itu.
Ya,
mungkin cerita tentang keluargaku kurang menarik dan tidak seindah kalian.
Aku
menganggap bahwa aku hanya seorang anak
perempuan yang hidup dikeluarga "biasa biasa saja", aku tidak mempunyai cerita
menarik tentang hidupku maupun keluargaku.
Mungkin
banyak orang bilang bahwa aku adalah orang yang tidak tau rasa bersyukur, aku
sangat bersyukur mempunyai keluarga dan teman-teman yang baik.
Keluarga
yang paling dekat denganku adalah neneku, ia tau apapun yang kurasakan. Ia
sangat dekat denganku, sampai saat inipun aku tidur dengannya. Ia seperti ibuku
sendiri.
Iya,
kenapa aku bilang seperti itu karena memang hanya nenekulah yang menjagaku dari
aku baru lahir hingga saat ini. Aku menyayanginya sangat menyayanginya.
Kedekatan
hubungan aku dan kedua orang tuaku sangatlah buruk, aku susah untuk
berkomunikasi dengan mereka. Banyak sekali faktor dari hal tersebut. Terkadang saat itu aku sangat iri dengan
teman-teman aku yang dapat berkomunikasi, berbagi cerita dengan orang tuanya.
Namun aku sangat susah untuk melakukan
itu, untuk berbagi cerita saja aku tidak pernah. Terkadang untuk berbincang
bersama saja aku membatasi diri. Namun pada
tahun 2015 banyak sekali perubahan baik dan buruk dalam keluarga
kami. Tepatnya pada awal masuk kuliah,
aku mulai merasa bahwa kebersamaan bersama ibu, nenek, adiku itu sangat
berharga dan aku mulai tidak membatasi diri lagi dengan ibu maupun ayahku.
Pandangan ataupun pemikiran aku tentang kedua orang tuaku berubah. Aku mulai
bersikap lebih terbuka dengan mereka. Aku mulai berani untuk bercerita tentang
kegiatan maupun hal yang terjadi dikampus dengan ayahku lewat alat komunikasi (handphone)
karena mungkin dengan langsung bertatap muka aku masih sulit untuk bercerita.
Banyak sekali hal positif yang aku rasakan saat masuk kuliah mulai untuk
pribadi aku maupun untuk keluarga aku.
Aku
mulai sangat bahagia dengan kondisi keluargaku saat ini. Semoga hubungan aku
dan keluargaku akan lebih baik lagi dan mungkin mulai saat ini bakalan ada
cerita indah tentang aku dan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar